Setelah In the Valley of Elah
(2007) yang sangat menyentuh namun sepertinya kurang berhasil
mendapatkan perhatian yang lebih besar, pemenang dua Academy Awards,
Paul Haggis, kini kembali ke kursi sutradara untuk mengarahkan Russell
Crowe dan Elizabeth Banks dalam The Next Three Days. Film ini sendiri merupakan remake dari film Perancis yang menjadi debut penyutradaraan bagi sutradara Fred Cavayé, Pour Elle, yang sempat meraih kesuksesan besar ketika dirilis pada tahun 2008 silam.
The Next Three Days
sendiri seperti ingin mempertanyakan kembali mengenai apa yang akan
Anda lakukan untuk orang yang Anda cintai, suatu hal yang sepertinya
ingin dibuktikan oleh John Brennan (Crowe) kepada istrinya, Lara
(Banks), ketika sang istri dipenjara akibat terkena tuduhan telah
membunuh bosnya. John, yang seorang guru, kemudian menghabiskan masa
waktu tiga tahun untuk berusaha melakukan segala upaya hukum untuk
dapat membuktikan bahwa sang istri tak bersalah. Namun, dalam jangka
tiga tahun tersebut, John akhirnya menyadari bahwa kesempatan dirinya
untuk dapat membebaskan Lara adalah sama sekali tidak mungkin.
John akhirnya memutuskan untuk
melakukan hal yang mungkin akan dilakukan setiap suami lainnya ketika
istri mereka dipenjara karena tuduhan yang sebenarnya tidak mereka
lakukan: berusaha menembus penjara untuk kemudian melarikan sang istri.
John kemudian menghabiskan masa waktu tiga bulan untuk melakukan
observasi terhadap lingkungan penjara tempat Lara ditahan. Ia juga
berkonsultasi dengan Damon Pennington (Liam Neeson), seorang penulis
yang dahulunya popular sebagai seorang narapidana yang selalu berhasil
meloloskan diri dari kurungan penjara. Seperti belum cukup menghadapi
hambatan dalam usahanya, John kemudian mendapatkan surat pemberitahuan
dari pihak kepolisian bahwa istrinya akan direlokasi ke penjara lainnya
dalam waktu dekat. Kini, John hanya punya waktu tiga hari untuk
melaksanakan seluruh rencananya dalam membebaskan sang istri.
Di tangan Paul Haggis, The Next Three Days terasa bagaikan sebuah film thriller
yang berjalan terlalu pelan akibat banyaknya detil yang berusaha
dimasukkan oleh Hagis di dalam jalan cerita film ini. Beberapa detil
tersebut — kebanyakan berfokus pada kepribadian John Brennan ketika ia
sedang tidak menyusun rencana besarnya yang sepertinya bahkan tidak
terlalu signifikan untuk dimasukkan ke dalam jalan cerita — membuat
beberapa bagian The Next Three Days berjalan terlalu menjemukan untuk disimak. Hal ini pula yang sepertinya membuat The Next Three Days berjalan lebih panjang daripada film aslinya.
Ritme perlahan tersebut kemudian berubah pada masa durasi satu jam terakhir film ini. The Next Three Days
yang awalnya seperti sebuah drama yang berfokus pada karakterisasi
setiap tokoh yang ada di dalam jalan ceritanya kemudian berubah menjadi
sebuah thriller action ketika John Brennan digambarkan sedang berusaha mengeluarkan istrinya dari penjara. Di masa-masa inilah The Next Three Days
mencapai masa puncaknya. Denganmenggunakan alur cepat, intensitas
ketegangan yang terjaga dengan baik, dan ditambah dengan kemampuan
setiap karakter yang terlibat dalam menghidupkan jalan cerita dengan
baik, bagian ini sedikit banyak berhasil menghapuskan rasa lelah yang
sebelumnya timbul akibat terlalu serius dan perlahannya The Next Three Days berjalan.
Walau jalan ceritanya kadang berjalan
menjemukan, namun tak ada yang dapat meragukan performa Russell Crowe
di film ini. Seringkali mendapatkan peran sebagai karakter yang heroik,
Crowe sekali lagi mampu membuktikan bahwa ia adalah aktor yang brilian
dengan keberhasilannya membuat karakter John Brennan menjadi seorang
karakter yang membumi dan mudah dipercaya sebagai karakter pria yang
dapat ditemukan di mana saja. Kemampuan dramatik Crowe membuat jalan
cerita The Next Three Days yang sepertinya tidak terlalu
masuk akal untuk benar-benar dapat dilaksanakan di dunia nyata terlihat
menjadi cukup meyakinkan untuk diikuti.
Tidak hanya Crowe, Paul Haggis juga
mendapatkan barisan pemeran pendukung yang sangat baik dalam
melaksanakan tugas mereka. Walau karakter-karakter ini mendapatkan
waktu tayang yang jauh lebih sedikit daripada Crowe, namun kehadiran
merekalah yang seringkali membuat keefektifan penampilan Crowe menjadi
lebih terasa. Elizabeth Banks mampu menampilkan kemampuan dramanya yang
sepertinya semakin sering terasah akhir-akhir ini. Liam Neeson dan
Brian Dennehy mendapatkan peran yang lebih minimal lagi, namun keduanya
mampu tampil maksimal dalam menghidupkan peran mereka yang singkat.
Sebagai sebuah thriller, Paul Haggis sayangnya terlalu lamban dalam mengolah jalan cerita The Next Three Days.
Haggis membutuhkan waktu lebih dari satu jam jalan cerita untuk
melakukan karakterisasi yang mendalam terhadap setiap karakter – yang
sayangnya, kadang malah terlalu dipenuhi oleh banyak detil yang
sebenarnya tidak diperlukan untuk jalan cerita film ini. Ini berakibat
buruk dalam menjadikan The Next Three Days cenderung menjadi membosankan. Haggis, untungnya, mengganti arah penceritaan film ini menjadi sebuah thriller
yang berjalan cepat di satu jam akhir dan berhasil meningkatkan kembali
intensitas ketegangan yang sedari awal sepertinya melempem. Barisan
pemerannya memberikan penampilan yang sangat memuaskan dan untungnya
mampu menjadikan The Next Three Days sebagai sebuah film yang tidak begitu mengecewakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar