Rabu, 15 Desember 2010

Dalam Mihrab Cinta


Kamis, 9 Desember 2010
Pemain: Dude Herlino, Asmirandah, Meyda Sefira, Boy Hamzah, El Manik, Elma Theana, Neno Warisman, Berliana Febrianti, Iszur Muchtar
Sutradara: Habiburrahman El Shirazy
Produksi: Sinemart Pictures
Genre: Drama Religi
You are what people think you are. So, hati-hati sama kesan orang lain buat kita. Sekali orang menganggap kita nggak baik, bakal sulit buat menghapus imej itu.

Sekali difitnah bikin salah, Syamsul Hadi sulit keluar dari anggapan orang-orang. Cap pencuri melekat hingga akhirnya dia berubah jadi pencuri beneran. Untungnya, saat kesempatan menjadi orang baik-baik datang, Syamsul langsung memanfaatkannya meski dia harus berpura-pura.

Begitu kira-kira inti cerita film barunya Dude Harlino bareng Sinemart Pictures, Dalam Mihrab Cinta. Dude jadi Syamsul Hadi, cowok 20-an, yang menuntut ilmu di sebuah pesantren di Kediri. Ia menjadi santri atas kemauan sendiri. Tapi niat baiknya berubah jadi malapetaka ketika dia difitnah mencuri sama temannya, Burhan.

Syamsul langsung dikeluarkan dari pesantren. Pulang ke rumah, keluarganya ternyata nggak percaya Syamsul nggak bersalah. Ia akhirnya pergi dari rumah dan terpaksa jadi pencopet buat bertahan hidup, namun akhirnya ditangkap dan dipenjara. Bebas dari penjara, Syamsul nekad ke Jakarta. Di sanalah dia bertemu sebuah keluarga yang salah mengiranya sebagai guru ngaji cuma gara-gara peci. Syamsul pun memanfaatkan kesempatan dan berpura-pura jadi guru ngaji.

Perjalanan hidup Syamsul juga nggak lepas dari cinta. Kalau di pesantren dia dekat dengan Zizi, putri pemilik pesantren, di Jakarta ia berkenalan dengan Silvie, gadis kaya yang taat beribadah dan cerdas.

Novelis Jadi Sutradara
Acungan jempol deh, buat Habiburrahman El Shirazy a.k.a. Kang Abik. Penulis novel Ayat-ayat Cinta dan Ketika Cinta Bertasbih atau KCB 1& 2 ini, sekarang nggak hanya cerita novelnya yang diangkat ke film. Kang Abik juga dipercaya jadi sutradara Dalam Mihrab Cinta, yang diadaptasi dari novelet karyanya yang berjudul sama.

Sebelumnya, lulusan Universitas Al-Azhar, Kairo, ini pernah jadi sutradara teater. Buat Dalam Mihrab Cinta, Kang Abik dibimbing sama Chaerul Umam, sutradara Ketika Cinta Bertasbih 1&2.

“Cerita saya jadi sutradara hampir sama seperti Syamsul. S
aya nekad karena banyak yang mendorong saya. Pertama, Pak Chaerul Umam, kemudian Sinemart yang memberikan kesempatan untuk menyutradarai cerita saya sendiri. Jadi ya hampir sama dengan Syamsul, nekad untuk baik. Syamsul punya modal pernah belajar ngaji. Kalau saya modalnya dulu pernah menyutradarai teater. Tapi kan masih perlu ilmu yang banyak. Makanya saya didampingi guru besar, Bapak Chaerul Umam. Jadi belajar di lokasi juga,’’ tuturnya.
Open Casting se-Indonesia
Meski nggak seheboh proses casting-nya para pemain KCB, Sinemart juga bikin open casting buat para pemain Dalam Mihrab Cinta. Dimulai Desember 2009, ribuan peserta dari seluruh Indonesia mengirim data mereka ke production house ini.

Dude Harlino termasuk aktor yang ikutan open casting, loh. Dia ternyata kangen sama suasana syuting KCB 2 dan merasa cocok dengan karya-karya Kang Abik.

“Alhamdulillah aku berjodoh sama Kang Abik dan dipercaya memerankan salah satu karakter yang ada. Kebetulan jadwal syuting film nggak bertabrakan dengan syuting sinetron aku,” ujar pemeran Syamsul Hadi ini.

Selain Dude, Asmirandah yang jadi Silvie, juga pernah ikutan di KCB 2. Sementara Meyda  Sefira, pemeran Husna di KCB 1&2, sekarang jadi Zizi. Masih ada lagi Boy Hamzah yang jadi Burhan, Niniek L. Karim, El Manik dan pendatang baru Tsania Marwah dan Dwi Utari.

“Asmirandah cocok sebagai Silvie yang periang dan Meyda pas banget buat peran Zizi, gadis desa yang pemalu. Boy juga berhasil menggambarkan Burhan yang tampan tapi playboy dan menyembunyikan sifat-sifat tidak baiknya,” kata Kang Abik.
Dude’s New Style
Buat Dude, peran Syamsul pastinya beda banget sama Ustad Ilyas di KCB 2. Cowok baik-baik ini berubah jahat karena keadaan, dan kemudian berusaha untuk tobat. Tapi yang paling dirasa drastis sama Dude adalah saat Syamsul harus dibotakin.

“Aku harus botak abis. Karena kata Kang Abik, salah satu hukuman di pesantren awalnya adalah dicukur abis, baru diusir dari pesantren. Dari awal aku memang sudah diingatkan akan dibotakin. Aku bilang nggak apa-apalah, karena aku juga sudah membaca noveletnya.
Malah menurut aku, itu akan menambah nilai dramatis dari cerita ini,” paparnya.

Dude sadar banget kalau film ini harus jadi karya besar, yang nggak cuma dinikmati sekarang, tapi dalam jangka waktu lama. So, dia nggak mau tanggung-tanggung dalam menjiwai peran Syamsul. Termasuk untuk dibotakin saat syuting.
“Aku belum pernah botak, jadi ini bener-bener kejutan buat aku sendiri. Kira-kira akan seperti apa kalau aku botak, ya? Ha ha ha….” Masih ganteng kok, Dude…. BTW, jangan lupa nonton filmnya di bioskop-bioskop mulai 23 Desember, ya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar